Sudden Infant Death Syndrome (Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi)

Saturday, June 18, 2016

Sleep Baby, Safe and Snug . Buku ini diberikan gratis oleh pihak Rumah Sakit
Hi.. Mommy...disini ada nggak sih yang pernah dapat kabar bahagia tentang kelahiran bayi, terus tahu-tahu beberapa hari kemudian, dapat kabar duka kalau bayinya meninggal secara mendadak? Padahal, pas lahir bayinya dalam keadaan sempurna, sehat walafiat? Saya pernaaah.. Dan nggak cuma sekali. Pas dengar kabar itu, saya yang bukan ibunya aja langsung lemes. Nggak kebayang kalau saya ada di posisi temen saya itu. Untungnya, temen saya kuat sekali (at least itu yang saya lihat dari luar), dan saya yakin, Tuhan juga nggak akan kasih ujian yang melebihi kemampuan hamba-Nya kan?

Balik lagi ke kasus di atas, di Amerika Serikat, kematian mendadak pada bayi dikenal dengan istilah SIDS (Sudden Infant Death Syndrome). SIDS ini bukan merupakan penyakit ya, melainkan sebuah diagnosa atas kematian bayi mendadak dan tidak diketahui penyebabnya. SIDS biasanya terjadi saat bayi sedang tidur. Untuk mencegah SIDS, kampanye Safe to Sleep (Tidur yang aman) atau sebelumnya dikenal dengan Back to Sleep (tidur dengan punggung di bawah/telentang, bukan tengkurap), sangat kencang digaungkan oleh pemerintah AS. Kemanapun saya pergi ke tempat-tempat yang berhubungan dengan ibu dan bayi (klub Ibu-Ibu, rumah sakit, klinik, dan instansi kesehatan lainnya), informasi mengenai SIDS selalu terlihat.
Contohnya: Ketika masuk rumah sakit, di ruang tunggu saya sudah disambut dengan poster edukasi SIDS. Begitu masuk ke ruang dokter, poster yang sama muncul lagi. Ketika berkonsultasi dengan dokter, beliau kadang kepo-in kita, nanya-nanya selama ini anak tidur sendiri atau co-sleeping (saya pernah ditegur karena ngaku co-sleeping sama bayi). Pas mau pulang, dikasih lagi brosur tentang SIDS. Bahkan, saya pernah diberikan buku cerita anak tentang safe sleep (seperti gambar di atas). Singkat cerita, kampanye ini literally everywhere. Pihak pemerintah dan instansi kesehatan sudah bekerja sama dengan sangat baik untuk memastikan bahwa pesan mereka sampai ke masyarakat. Masyarakat AS pun dengan nyata melakukan perubahan sikap. Iya, masyarakat Amerika betul-betul berubah cara memperlakukan bayinya. Angka SIDS pun berhasil turun secara signifikan sampai dengan 50% sejak diadakannya kampanye ini.

Sekarang kita ke Indonesia. Dari pengalaman saya, sepertinya informasi mengenai SIDS masih sulit ditemukan di instansi kesehatan. Sebelum saya pindah ke AS, saya pernah periksa kandungan sebanyak 5 kali di Rumah Sakit International di Jakarta, yang sekali check up biayanya bisa di atas 500 ribu (untung dibayarin asuransi kantor). Namun dengan biaya semahal itu, tidak ada satupun informasi tentang SIDS diberikan. Tidak ada poster, brosur, ataupun sekedar saran dari dokter. Informasi yang saya terima mengenai SIDS justru dari media lain yang gratis, seperti Facebook, artikel kesehatan online, dsb.

Lalu apa yang bisa mommy lakukan untuk mencegah atau memperkecil resiko SIDS?

Safe to Sleep

Sebelum saya mulai, moms perlu tahu kalau posisi tidur yang aman ini memang sedikit berbeda dengan yang biasanya dipraktekan oleh para orang tua dan orang Indonesia kebanyakan. Jadi moms, siap-siap aja denger komentar yang kurang enak ya.. memang harus siap mental. Saya sendiri pernah ditanya oleh seorang kenalan, katanya "kok anakmu nggak tidur pakai bantal sih? Dia jadi kagetan tuh". Cuma nasehat seperti itu saya iya-in aja, karena saya lebih percaya rekomendasi dari dokter.

Sudah siap dengan komentar-komentar seperti itu moms? Kalau sudah, silakan dibaca sampai habis.

Jadi begini anjuran para dokter di Amerika Serikat tentang tidur yang aman:

1. Bayi harus tidur di kasurnya sendiri, bukan co-sleeping dimana moms dan bayi nya tidur bersama.

2. Bayi tidur di posisi telentang, bukan tengkurap. Namun, bila bayi sudah lebih besar (6 bulan ke atas) atau sudah bisa tengkurap dengan sendirinya, moms tidak perlu membalikkan badan bayi ke posisi telentang lagi, karena resiko SIDS sudah berkurang.

3. Gunakan matras atau alas tidur yang firm, datar dan rata (tidak empuk seperti air bed atau permukaan sofa) dengan sprei yang pas (sesuai ukuran kasur bayi). Permukaan kasur yang lebih keras akan memudahkan bayi untuk bergerak.

4. Tidak menggunakan selimut atau bantal. kedua benda ini bersiko menutup wajah bayi saat tidur sehingga bayi akan kesulitan bernapas. Jika moms takut bayinya kedinginan, moms bisa pakaikan bayinya baju yang lebih tebal tetapi tetap nyaman.

5. Jangan meletakkan mainan atau boneka yang empuk di ranjang bayi. Alasannya sama dengan penggunaan selimut dan bantal ya moms.

6. Tidak merokok. Resiko akan semakin besar apabila bayi terpapar asap rokok.

Begitu kurang lebih moms.. Untuk lebih jelasnya, moms bisa lihat gambar di atas yaa.. Perhatiin deh, bayinya tidur sendiri kan, tidak ada bantal, guling, boneka dan benda-benda lainnya.

Tapi nih moooommm... berdasarkan pengalaman saya, tidur dengan posisi seperti anjuran di atas juga ada tantangan tersendiri. Contohnya, kepala anak saya, Kautsar jadi peyang sebelah.. T_T
Pada awalnya, Kautsar lebih suka tidur telentang dengan posisi kepala menghadap kanan saja. Setiap kali dipindahkan ke arah kiri, pasti dia nengok ke kanan lagi. Untuk mengatasinya cukup mudah, saya sering melakukan tummy time (meletakkan bayi pada posisi tengkurap) pada saat Kautsar bangun. Kegiatan ini harus dilakukan dalam pengawasan ya moms. Selain itu, saya juga sering mengajak Kautsar ngobrol dari sisi sebelah kiri, jadi secara otomatis, kepalanya akan berpindah posisi. Lama kelamaan, bentuk kepala Kautsar jadi bagus dengan sendirinya, Nggak peyang lagi :)

Tantangan kedua yang saya hadapi adalah ketika harus bangun tengah malam untuk menyusui. Harus diakui, co-sleeping itu praktis dan nyaman banget. Ketika Kautsar nangis, saya tinggal susui (dengan posisi tiduran). Setelah itu Kautsar dan saya sama-sama langsung tidur lagi. Lain hal nya kalau Kautsar tidur sendiri di ranjangnya. Apalagi kalau ranjangnya besar kayak gambar di atas. Saya harus bangun, jalan ke ranjang, angkat Kautsar, kasih susu...terus pas mau ditaro ke ranjang lagi, Kautsar malah nangissss... Ahh.. ini yang paling bikin saya garuk-garuk tanah. Terus giliran Kautsar berhasil ditaro di ranjang, malah gantian saya nya yang nggak bisa tidur (Saya susaaah banget tidur lagi kalau bangun tengah malem). Alhasil, jam tidur saya semakin sedikit. But still, my tiredness will be paid off.. Karena saya tahu, saya sudah melakukan yang terbaik untuk anak saya.

***

Kalau moms disini, apakah selama ini bayi nya sudah tidur dengan aman? Lalu, apakah di Rumah Sakit moms dulu, ada edukasi mengenai SIDS? Boleh di share pengalamannya disini ya moms.. I would love to hear your story

Co-sleeping or sleeping alone? I hope you can make an informed decision :)

Happy Parenting :)

You Might Also Like

4 comments

  1. Ameel, nemu blog kamu dari FB Koko. Seru ih. Emang Amerika tuh Logic banget ya. Bener banget ini cara tidurnya bayi buat cegah SDIS. Baru sadar kalo bokap nyokap dulu emang gaya bule banget. Anak harus tidur sendiri di box bayi. Sampe kepala aku peyang deh. But it was safe! Orang Indonesia harus mulai di kampanyein yg begini nih.
    Have fun there !

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Raissa..
      Wah..hebat ya orang tua lo.. dari dulu udah aware sama yang begini-beginian.
      Iya, orang Indonesia perlu tau ttg SIDS, pencegahannya dan cara mencegah kepeyangan tentunya.. haha.
      Btw, makasih udah mampir kesini ya. Mudah2an nggak kapok.. hihi.

      Delete
  2. Hai Ameel, senang nya berbagi informasi...klo di indo kynya masih gencar kampanye ASI, RS yg rooming in + IMD jd pilihan utama ibu2 yg mo lahiran...tp buat SDIS aku pun baru baca dr blog nya Amel. Ku pikir bule2 yg naro anak nya di cribs nya sendiri buat alasan "kemandirian" tnyata ada faktor kesehatan nya jg :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi mommy Yara..
      Seneng kalo informasinya bisa berguna. Mudah2an bisa diteruskan manfaatnya ke mommy2 lain.. hehe.
      Iya, tidur di crib salah satu nya untuk menciptakan safe sleep environment. Tapi aku masih suka juga nidurin anak di kasur biasa (kasurnya ditaro di lantai ala metode montessori). Tapi prinsip safety nya tetep ikutin standard yang dianjurin dokter.. hihi.
      Makasih udah mampir ya... Happy parenting :)

      Delete

MY SCIENCE EDUCATION WEBSITE

A Member of

A Member of

Komunitas