Mom Talk: KB Implant/Susuk (Implant Birth Control) - Review Pemakaian 2,5 Tahun

Saturday, July 28, 2018



Halo, tulisan ini adalah lanjutan dari cerita sebelumnya tentang pengalaman saya menggunakan KB implant/KB susuk. Ternyata topik ini menjadi salah satu tulisan yang paling sering dibaca di blog saya loh. Hmm..apakah ini pertanda kalau di luar sana, masih banyak ibu-ibu yang galau dan ragu untuk pakai KB ini?


Implant, sebagai alat kontrasepsi, memang masih kalah pamor dibandingkan dengan jenis KB lain. Jadi agak susah juga mencari opini dari orang-orang di sekitar kita. Padahal, sebagai perempuan kita butuh sekali informasi yang detail tentang manfaat dan efek samping dari KB jenis ini. Pada akhirnya, tubuh kita lah yang akan merasakan dampak dari pemakaiannya, ya kan?


***

KB implant merupakan alat kontrasepsi pertama yang saya coba. Jadi mungkin saja penilaian saya sedikit subjektif, karena saya tidak bisa membandingkannya dengan jenis KB lain.

Saat itu KB yang saya gunakan merupakan keluaran dari Merck, dengan merek dagang Nexplanon (Saya pasang di Amerika Serikat, saat masih tinggal di sana). Kesan pertama setelah menggunakan KB ini bisa dibilang sangat baik. Memang sih agak sedikit ngilu sesaat setelah pemasangan. Namun setelah seminggu, saya merasa happy dengan keputusan ini. Pasalnya, alat kontrasepsi ini sangat praktis. Cukup sekali pemasangan, bisa mencegah kehamilan hingga tiga tahun. Lain hal nya jika menggunakan pil, rasanya saya tidak bisa konsisten meminumnya setiap hari secara teratur.

Tingkat keberhasilan KB ini pun sangat tinggi, mencapai 99%! Dan claim ini terbukti pada diri saya. Selain itu, saya juga tidak memiliki masalah dengan supply ASI, bahkan saya tetap mampu menyusui anak saya hingga usianya 2,5 tahun. Namun perlu digarisbawahi, agar tidak mengganggu kelancaran ASI, sebaiknya pemasangan implant dilakukan minimal satu bulan setelah anak belajar menyusu, atau saat anak sudah mampu menghisap dengan benar.

Haid Tidak Teratur

Salah satu efek samping yang paling sering dialami ketika menggunakan KB implant adalah haid yang tidak teratur. Kasusnya akan berbeda-beda di setiap wanita. Namun dari pengalaman ibu-ibu lain di Amerika Serikat, kebanyakan haid mereka akan berhenti dalam beberapa bulan pertama, setelah itu datanglah episode datang bulan/flek tanpa henti selama beberapa minggu (bahkan bulan).

Hal ini sebetulnya normal dan tidak berbahaya karena memang seperti itulah cara kerja KB nya. Ia mengeluarkan hormon progesterone yang bisa mencegah pelepasan sel telur. Kalaupun terlepas, ia tidak mampu menempel karena dinding rahim kita menipis yang ditandakan dengan flek/darah yang terus menerus ini. Namun biarpun normal, tentu saja kondisi ini tetap terasa menyusahkan. Banyak juga wanita yang merasa kehilangan intimacy dengan pasangannya.

Kasus saya sendiri cukup berbeda, yaitu hanya haid satu kali selama DUA tahun! Yaitu di bulan pertama setelah pemasangan. Selebihnya? Tidak sama sekali. Sejujurnya kondisi ini membuat perasaan saya campur aduk. Di satu sisi, saya senang karena bisa terbebas dari nyeri perut hebat yang biasanya saya alami setiap akan datang bulan. Di sisi lain, ini membuat saya khawatir dan bertanya-tanya, apakah kesuburan saya akan kembali setelah KB dilepas?

Pertanyaan saya terjawab dua bulan sebelum berhasil menyapih anak saya. Saat itu frekuensi menyusui sudah sangat berkurang, hanya satu atau dua kali sehari. Dan rupanya hal ini mempengaruhi hormon-hormon di tubuh saya. Untuk pertama kalinya dalam dua tahun, saya mengalami datang bulan. Tentu saya senang, karena berarti kesuburan saya sudah kembali normal.

Satu minggu berlalu, namun haid saya tidak kunjung berhenti. Dua minggu ditunggu, tidak selesai juga. Akhirnya di akhir minggu ke tiga, darah haid saya baru berhenti total. Saat itu saya masih menganggapnya biasa saja, toh selama dua tahun saya tidak menstruasi sama sekali. Tapi ternyata hal ini terus berulang di bulan-bulan berikutnya dan saya mulai merasa terganggu. Darah yang keluar pun semakin banyak. Pantiliner saja tidak cukup menampung. Saya harus memakai pembalut normal layaknya orang datang bulan.

Mood Swing, Pelupa, Hingga Intoleransi Terhadap Lensa Kontak

Salah satu efek samping yang juga sering dirasakan pengguna adalah mood swing. Maka wanita yang memiliki riwayat depresi tidak disarankan untuk memilih alat kontrasepsi ini.

Saya pribadi tidak terlalu sering mengalami mood yang naik turun. Namun bukan berarti bebas sama sekali. Sejujurnya, saya pun tidak tahu apakah ini merupakan efek samping dari KB implant, ataukah memang harga dari tugas saya sebagai ibu yang memerlukan jutaan stock sabar. Atau malah keduanya? Bagaimanapun juga, ini merupakan pengalaman pertama saya sebagai ibu. Dan setiap hari, saya masih harus belajar untuk menyelaraskan segala aspek dalam kehidupan saya.

Selain hal di atas, saya juga menjadi mudah lupa dengan kosakata tertentu. Hal ini terjadi di tahun pertama penggunaan. Saat itu saya cukup khawatir, sampai-sampai saya perlu melambatkan ritme bicara saya karena harus mengingat kata selanjutnya. Lawan bicara saya sih sepertinya tidak bisa mendeteksi kejanggalan apa-apa, tapi saya merasa tidak nyaman.

Awalnya saya tidak sadar bahwa ini merupakan dampak dari KB implant. Apalagi kondisi ini tidak tertulis di daftar efek samping. Saya pikir ini hal yang lumrah. Toh berdasarkan survey kecil-kecilan yang saya lakukan kepada teman-teman sesama ibu muda, mereka juga mengaku menjadi lebih pelupa sejak menjadi orang tua.

Sampai akhirnya saya pergi ke dokter kandungan untuk kontrol satu tahun pasca melahirkan (masih di Amerika Serikat). Saat itu saya diminta untuk mengisi kuesioner tentang dampak apa saja yang saya rasakan dalam satu tahun pertama menggunakan Nexplanon. Salah satu pertanyaan yang paling menyita perhatian saya adalah, apakah saya menjadi mudah lupa?

Di situ lah saya sadar, bahwa ternyata, penggunaan KB implant bisa berimbas sejauh ini. Saya pun berhenti menyalahkan diri saya yang seringkali tersendat dan cenderung mikir ketika harus berbicara.

Alhamdulillahnya, kondisi ini membaik sejak saya pulang ke Indonesia. Saya bisa ngobrol dan berdiskusi dengan lebih banyak orang, sehingga saya lebih terlatih. Selain itu, saya merasa, menulis juga menjadi terapi yang baik untuk menajamkan dan mengingat kembali kosakata yang sulit di recall tersebut.

Dan terakhir, efek samping yang saya rasakan yaitu intoleransi terhadap lensa kontak. Intoleransi ini baru terjadi sekitar 10 bulan yang lalu, tidak sejak awal pemasangan KB. Mata saya menjadi sangat kering dan gatal. Akibatnya, lensa jadi sering tidak fokus. Lama kelamaan mata saya iritasi dan tidak kuat berlama-lama memakai lensa kontak. Hanya tahan maksimal enam jam, lalu mata kembali terasa tidak nyaman.

Sama seperti kasus sebelumnya, pada awalnya saya juga tidak sadar bahwa yang saya alami merupakan efek samping dari KB implant. Sampai akhirnya baru-baru ini, saya berkunjung ke halaman website resmi Merck yang mengedarkan Nexplanon, lalu membaca kembali daftar efek samping dan safety warning nya.

Di website tersebut, muncul lah pernyataan berikut:


Intinya kurang lebih, pengguna lensa kontak disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter mata jika terjadi perubahan pada penglihatan atau perubahan tingkat toleransi terhadap lensa kontak.

Aha! Saya langsung mendapat titik terang. Pantas saja, segala usaha saya untuk lebih higienis dan lebih rajin meneteskan moisture drop ke mata sama sekali tidak ada hasilnya. Ternyata permasalahnya ada di KB implant yang saya gunakan.

***

Setelah 2,5 tahun menggunakan KB ini dan merasakan dampaknya terhadap tubuh dan emosi, rasanya saya tidak sabar untuk melepas dan mencoba jenis KB lain. Pencarian masih akan terus berlanjut!

Secara keseluruhan, sebetulnya alat kontrasepsi ini baik dan bekerja sebagaimana mestinya. Namun saya merasa efek sampingnya terhadap tubuh saya cukup mengganggu.

Perlu diketahui juga, efek samping yang rasakan belum tentu akan dialami oleh orang lain. Sebagaimana ada beberapa efek samping yang dirasakan orang lain, namun tidak terjadi di saya. Misalnya saja, kondisi wajah saja cenderung normal, tidak berjerawat parah setelah pemakaian. Berat badan pun hanya mengalami kenaikan sebanyak tiga kilogram, itupun sepertinya karena saya kurang gerak dan sering menghabiskan makanan anak, bukan karena KB nya :D

***

Jadi, apakah ibu tertarik untuk menggunakan KB jenis ini?

Dan kalau boleh tahu, KB jenis apa yang sedang ibu gunakan sekarang? Tell me your story!

You Might Also Like

1 comments

  1. Sekarang mom pakai kb jenis apa ya? Saya masih bingung jenis kb apa yg akan saya gunakan ��

    ReplyDelete

MY SCIENCE EDUCATION WEBSITE

A Member of

A Member of

Komunitas