Menghadapi Jaundice (Bayi Kuning)

Friday, June 17, 2016


Kondisi bayi kuning atau jaundice sepertinya menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para new mom ya. Dulu saya juga berpikir begitu, terutama ketika anak pertama saya mengalami jaundice. Ditambah lagi, kondisi saya dan suami yang jauh dari orang tua dan sanak keluarga, membuat kami (baca: saya) sedikit panik ketika mengetahui anak kami, Kautsar mengalami kondisi ini.

Saya melahirkan di Rumah Sakit Wexner, Amerika Serikat dengan persalinan normal (Baca cerita persalinan saya disini). Pada hari ke tiga. saya sudah diizinkan kembali ke rumah. Kautsar pun sudah dinyatakan bebas dari jaundice. Sebelum pulang, kami diminta untuk menunjuk dokter dan rumah sakit anak yang akan mengontrol kondisi kesehatan Kautsar secara berkala. Saat itu, saya memilih Nationwide Children Primary Care di Olentangy River Road.

Di rumah, saya mengurus Kautsar seperti biasa dan tidak merasa ada yang aneh dengan kondisinya. Sampai pada hari ke lima, saya melakukan check up ke Rumah Sakit Anak tersebut. Dokter memeriksa kondisi Kautsar secara keseluruhan mulai dari berat dan panjang badan, kondisi kulit, bentuk kepala, mata, telinga dll. Hingga akhirnya dokter mengatakan sesuatu: Your baby is a little bit yellow.
Saya masih belum paham dengan yang dikatakan dokter, Saya berpikir "Aah.. masa sih? Bukannya warna kulit Kautsar memang begitu ya?" Akhirnya saya buka suara "I thought that's just his normal skin". Saat itu saya masih berpikir bahwa kulit orang Asia memang biasanya sedikit kuning.

Dokter pun menunjukkan sesuatu. Beliau menekan lembut kulit Kautsar di bagian perut, betis dan telapak kaki. Kemudian kulitnya berubah menjadi warna kekuningan. "It can be his normal skin color, it can be jaundice. We will take his blood to check his bilirubin level".

Tidak lama, suster datang dan mengambil sampel darah Kautsar kemudian memeriksa kadar bilirubin di tubuhnya. Hasilnya? Benar saja, Kautsar positif terkena jaundice. Kadar bilirubin nya tinggi. Sementara itu, fungsi hati Kautsar belum sempurna untuk mengeluarkan bilirubin tersebut dari dalam tubuh. Untuk penanganan kondisi Kautsar, Dokter hanya menyarankan saya untuk tetap memberikan ASI dan selalu memperhatikan kondisinya. Jaundice biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu satu sampai dua minggu. Tidak ada saran untuk terapi sinar biru (fototerapi).

***

Selama satu minggu, saya melakukan perawatan kepada Kautsar sebaik yang saya bisa. Saya terus memberikan ASI sebagaimana saran dokter dan berusaha untuk menjemurnya dari balik jendela rumah ketika ada matahari. Kautsar lahir pada saat winter (musim dingin). Sangat tidak mungkin untuk membawanya keluar dan berjemur di bawah matahari ala bayi tropis. Sayangnya, dengan usaha yang telah saya lakukan, kondisi Kautsar belum juga membaik dan malah bertambah kuning. Bagian putih dari matanya yang semula berwarna putih bersih, kini berwarna kuning. Bahkan lidahnya juga kekuningan.

Pada usia dua minggu, Kautsar kembali melakukan kontrol ke dokter. Berat dan panjangnya bertambah secara signifikan dari berat lahir, namun kondisi kulitnya masih kuning. Dokter kembali mengambil sampel darah dan meriksa kadar bilirubin Kautsar. Ternyata masih tinggi. Lagi-lagi dokter hanya memberikan saya saran untuk terus memberikan ASI. Selain itu, tetap tidak ada perawatan dengan fototerapi. Sepertinya di Amerika Serikat ini, fototerapi betul-betul menjadi pilihan terakhir, sekalipun terapi ini dianggap aman. Selama bayinya masih menyusui (ASI atau pun Formula) dengan normal, BAB dan BAK normal, serta tingkah laku nya normal, fototerapi tidak akan disarankan. Setelah check up, saya pun pulang dan memberikan treatment kepada Kautsar sesuai saran dokter.

***

Lega! Itu yang saya rasakan setelah melihat melihat kulit Kautsar kembali ke warna normalnya. Lidah dan bagian putih dari matanya juga sudah kembali seperti semula. Biarpun untuk mencapai kondisi seperti sekarang, saya harus menunggu lebih lama dari biasanya (hampir dua bulan).

Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa kondisi bayi kuning bukan alasan bagi ibu untuk panik berlebihan, mengingat sebagian besar kasus bayi kuning dapat sembuh dengan sendirinya. Hanya sebagian kecil saja yang memerlukan perawatan khusus, misalnya bayi kuning yang disebabkan oleh kerusakan hati atau karena ketidakcocokan status rhesus dan golongan darah ibu dan bayi.

So mom, if you think your baby has jaundice, don't panic. segera bawa ke dokter untuk memeriksa kondisinya. Berikan ASI atau formula (bagi yang memberikan sufor) dengan lebih sering. Dengan pemberian ASI yang lebih sering, tubuh bayi akan semakin bekerja untuk mengeluarkan bilirubin melalui BAB atau BAK nya. Selain itu, pastikan juga tingkah laku bayi tetap normal (tidak kehilangan nafsu makan, tidak terlihat lemas dsb).

***

Adakah para new mom di sini yang anaknya sedang atau pernah sakit kuning? bagaimana cara menghadapinya? Kalau ada tips menarik, boleh loh share di sini.. :)

Semoga sharing dari saya bisa membantu para new mom yaaa... Happy parenting !

You Might Also Like

1 comments

  1. Thanks for sharing your experience, I'm a new mom and sometimes i get anxiety about my son

    ReplyDelete

MY SCIENCE EDUCATION WEBSITE

A Member of

A Member of

Komunitas